
Kukuh, 28 Juni 2025 –
Krama Banjar Adat Lodalang, Desa Kukuh, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan, melaksanakan Upacara Pitra Yadnya dan Manusa Yadnya secara massal sebagai perwujudan rasa bhakti kepada leluhur serta penguatan nilai-nilai gotong royong dalam adat Bali. Kegiatan ini berlangsung khidmat dan penuh kekeluargaan di Balai Banjar Adat Lodalang, pada Saniscara Wage Watugunung, 28 Juni 2025, mulai pukul 10.00 WITA.
Upacara Pitra Yadnya diikuti oleh 68 sawa, sedangkan Manusa Yadnya dilaksanakan dalam bentuk matatah massal dengan 113 peserta, dan matigangsasih oleh 22 peserta. Pelaksanaan kedua upacara besar ini menunjukkan kekompakan dan semangat tulus krama adat dalam menjaga dan melaksanakan tradisi warisan leluhur.
Rasa Bhakti dan Kebersamaan
Pelaksanaan ngaben dan manusa yadnya secara massal dipilih sebagai solusi yang efektif dan efisien oleh warga, mengingat biaya upacara secara individu sangat tinggi. Dengan pola gotong royong dan pengaturan yang matang, seluruh rangkaian upacara dapat terlaksana dengan lancar tanpa mengurangi nilai-nilai kesucian dan kesakralan.
"Ngaben dan upacara matatah ini adalah bentuk rasa bhakti kami kepada leluhur dan sebagai upaya menyatukan krama dalam satu semangat kebersamaan," ujar salah satu prajuru adat Banjar Adat Lodalang.
Undangan Kehormatan dan Dukungan Pemerintah
Panitia secara resmi juga mengundang Bapak Bupati Tabanan untuk hadir dalam acara ini sebagai bentuk dukungan moral dan spiritual, sekaligus mempererat hubungan antara pemerintah dan masyarakat adat. Kehadiran tokoh-tokoh penting daerah diharapkan menjadi dukungan nyata terhadap pelestarian budaya Bali.
Pelestarian Adat untuk Generasi Muda
Kegiatan ini melibatkan berbagai unsur masyarakat, termasuk para pemuda yang tergabung dalam sekaa teruna-teruni. Mereka terlibat aktif dalam proses pembuatan sarana upakara, pengangkatan bade, serta prosesi pengusungan sawa, yang menunjukkan bahwa regenerasi budaya terus berjalan dan dijaga dengan baik.
Penutup
Ngaben dan Manusa Yadnya massal Banjar Adat Lodalang menjadi simbol nyata dari nilai bhakti, gotong royong, dan kecintaan masyarakat terhadap tradisi. Semoga seluruh rangkaian upacara ini membawa kerahayuan, keselamatan, dan keseimbangan bagi seluruh warga serta alam semesta.